Ambararajanews.com_Sudah tidak bisa di pungkiri kasus kekerasan seksual baik fisik maupun verbal kerap terjadi di segala sudut lingkungan. Akan tetapi hal ini tidak bisa lagi untuk terus menerus di maafkan. Dan sangat teramat di sayangkan, pelecehan ini terjadi menimpa salah satu Kader aktif kami di Kohati HMI Cabang Singaraja.
Hal ini terjadi bermula ketika salah satu kader Kohati HMI Cabang Singaraja tengah melakukan perizinan ke salah satu Desa dari 2 tempat yang di tugaskan, sebut saja Desa KK dan Desa KB. Karena memang salah satu persyaratan untuk melakukan survei turun ke lapangan adalah mendapatkan perizinan dan cap dari Desa yang bersangkutan.
Beralih dari desa KK ke desa KB sebut saja begitu, disanalah kader kami mendapatkan perkataan bahkan ajakan yang tidak sepatutnya di layangkan oleh oknum perangkat desa yang bertugas di sana.
Dilansir dari ambararaja.new.com yang berjudul Aku Bungkam maka Aku munafik, oknum dari perangkat desa mengatakan " Ada lagi yang mau dicap, Mbak? Atau mau dicap di dadanya?", "Sini Dek, saya pangku",. Bahkan ketika mereka sadar akan perbuatan tersebut, mereka tanpa bersalah mengatakan "Gak apa-apa ya, dicandain begitu, yang penting dapat cap"
Liza Putri selaku Formateur/Ketua Umum Kohati HMI Cabang Singaraja mengatakan " Perbuatan yang sangat tidak pantas dilakukan oleh oknum perangkat desa yang bahkan melakukan hal demikian di lingkungan tempat kerja. Apapun bentuk dari pelecahan seksual baik fisik maupun verbal tidak bisa di toleransi dan tidak bisa terus menerus dianggap sebagai bahan bercandaan terlebih ini menimpa kader kami, tidak bisa di benarkan dan di diamkan hal demikian terjadi".
Benar memang, sebuah lontaran baik itu kata maupun kalimat yang berbau unsur sara, pelecehan fisik maupun verbal tidak bisa di dalibikan dalam kata "bercanda".
" Cacat dan krisis etika serta moral saya kira terjadi hanya pada kalangan anak-anak yang belum mengerti salah dan benar, akan tetapi kali ini kalimat umur hanya sekedar angka memang benar adanya. Perangkat desa yang seharusnya mampu menjadi teladan dan contoh bagi para warga desa yang bernaung disana, justru menunjukkan kecacatan berfikir dan tidak adanya etika sopan santun" . Ujar Liza
Dirinya berpesan untuk seluruh Perempuan Indonesia dan untuk Kader Kohati khususnya dimanapun teman-teman berada, jangan mau dan jangan lagi menormalisasikan hal-hal busuk yang berbau pelecehan baik verbal maupun fisik.
"It would be better if we dare to speak up. It's time to women support womens, don't do everything to normalize the behavior of perverted men. Kalian perempuan harusnya kalian tau apa yang harus kalian lakukan," tutupnya.
#KohatiSingaraja #cerdas #mandiri #berprestasi
#stopkekerasanseksual #letsspeakup #womensupportwomen #kawalperempuan