Keterangan Gambar: Penangkaran Penyu oleh Warga Desa Pesisir Pantai Gumuk Kantong
Sumber Gambar: Dok. Pribadi
AMBARARAJANEWS.COM_Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu
daerah di Indonesia yang terkenal dengan wisata pantainya. Sebut saja pantai Gumuk
Kantong. Pantai ini menjadi destinasi wisata yang kian
hari
kian
ramai didatangi
pengunjung dikarenakan panorama alam yang tidak
diragukan lagi keindahannya.
Pantai
wisata yang dikelola langsung oleh masyarakat setempat ini memang memiliki daya
tarik yang luar biasa. Ramainya pantai wisata Gumuk Kalong membuat Kabupaten
Banyuwangi yang kini tengah mengembangkan sektor pariwisatanya makin dikenal luas.
Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi juga
antusias dan semangat dalam membantu pemerintah untuk ikut serta dalam
membangun wisata di Banyuwangi, salah satunya adalah Pantai Wisata Gumuk
Kantong yang bertempat di Kecamatan Muncar, Desa Sumbersewu. Sehingga hal
tersebut juga menjadi sebuah pemicu meningkatnya kepedulian masyarakat
terhadap lingkungan di Obyek
wisata tersebut.
Selain tingkat kepedulian terhadap
lingkungan wisata meningkat, keberadaan satwa yang dilindungi, yaitu Penyu yang
banyak bertelur di pesisir pantai Wisata Gumuk Kantong juga menjadi sebuah
semangat baru bagi masyarakat untuk ikut serta membantu pemerintah dalam rangka
melindungi satwa tersebut.
Salah satu tokoh masyarakat yang juga
sangat peduli terhadap kelangsungan hidup penyu yaitu Bapak Sumari
mengatakan bahwa fenomena penyu bertelur di pinggir pantai Gumuk Kalong sudah
ada sejak lama."Keberadaan penyu-penyu yang bertelur di pesisir pantai
Wisata Gumuk Kantong telah terjadi sejak tahun 1960-an. Dulu saat saya
masih kecil,
saya
sering bermain di pantai tersebut,” Ungkap Bapak Sumari.
Lebih lanjut dirinya bercerita bahwa pada
saat itu masyarakat sekitar pantai, bahkan masyarakat luarpun banyak yang
mencari telur-telur penyu serta induknya untuk dikonsumsi
dan dijual secara pribadi.
Hingga pada tahun 2022
masyarakat setempat menemukan seekor penyu yang sedang ingin bertelur di pesisir pantai dan
sempat diposting di media sosial. Karena tindakan tersebut, banyak menuai
sebuah kontroversial dikarenakan pihak pemerintah mengira bahwasanya penyu
tersebut dijadikan
mainan oleh
warga setempat.
Pihak pemerintah setempat akhirnya
mengambil tindakan yaitu menurunkan pegawai Dinas Perikanan Kabupaten
Banyuwangi untuk turun ke Pantai Wisata Gumuk Kantong guna memberikan
edukasi
kepada masyarakat agar membantu pemerintah ikut serta melindungi satwa
tersebut.
Sejak didatangi pemerintah daerah, masyarakat Gumuk Kantong semangat untuk
melakukan Tindakan perlindungan terhadap satwa penyu. Hal tersebut juga di
dukung oleh beberapa kelompok yang berada di pantai Wisata Gumuk Kantong.
Diketahui Pantai Wisata Gumuk
Kantong memiliki tiga kelompok yang dibentuk untuk mengelola penangkaran
penyu. Yaitu
Pokdarwis, KUB dan Pokmaswas. Ketiga kelompok tersebut bekerjasama
untuk membangun sebuah penangkaran sebagai penunjang dalam mendukung tindakan
konservasi penyu yang sedang dijalankan, di karenakan Tindakan tersebutdi anggap sangat positif.
Seiring meningkatnya penyu yang berada di
pantai tersebut, mulai di dirikan penangkaran tambahan, dan sekarang sudah
memiliki dua tempat penangkaran yang sebelumnya hanya memiliki satu
penangkaran. Tidak hanya Bapak Sumari yang aktif untuk merawat telur dan
penyu-penyu tersebut, Mas Arif Efendi yang berdomisili di tempat tersebut
bersama dengan masyarakat tentunya juga aktif membantu merawat satwa tersebut.
Keduanya sangat bersemangat sekali untuk
merawat telur-telur penyu, dari berupa telur sampai menetas hingga siap untuk
di lepas. Penyu siap untuk di
lepas sekitar umur dua Minggu setelah menetas. Karena penyu yang memiliki umur
di bawah dua Minggu masih belum siap untuk di lepas, dikarenakan ketebalan
tubuh penyu tersebut masih sangat rentan, sehingga mudah untuk menjadi sasaran
predator.
Jenis penyu yang berada di pantai wisata Gumuk Kantong sendiri
yaitu penyu Lekang. Banyak pertanyaan yang di ajukan oleh masyarakat kenapa
penyu-penyu tersebut memilih untuk bertelur di pesisir tersebut. Hal tersebut
merupakan sebuah pertanyaan yang sangat penting.
Bapak Sumari sendiri selaku
perawai aktif penyu-penyu mengakatan bahwa penyu yang
bertelur di pesisir pantai Gumuk Kantong berasal dari menetasnya di pesisir pantai sehingga Ketika penyu-penyu
tersebut sudah siap untuk bertelur maka penyu tersebut akan kembali ke tempat asal dahulu mereka menetas.
Penyu menjadi satwa yang memiliki umur Panjang hingga mencapai puluhan
tahun dan sekali bertelur berjumlah di atas seratus butir dalam satu sarang.
Penyu bisa bertelur 3 sampai 4 kali untuk jenis Penyu Lekang yang ada di pantai
Gumuk Kantong. Maka peran manusia sendiri sangat penting, yaitu merawat Alam
dengan sebaik-baiknya sehingga satwa yang berkembang biak di wilayah masyarakat
dapat dengan nyaman dan aman.
Di akhir, Bapak Sumari memberikan pesan bagi masyarakat Banyuwangi, khususnya masyarakat
desa sumbersewu "Mari membangun kesadaran terhadap
lingkungan bersama, sembari melestarikan lingkungan mari kita ikut serta bersama-sama
melindungi satwa yang seharusnya di lindungi oleh manusia seperti penyu
tersebut,”
“Sehingga hal itu dapat menormalisasi ekosistem. Dan bagi seluruh
masyarakat, khusunya di desa Sumbersewu jika menemukan telur penyu
yang berada di sekitar pesisir pantai desa Sumbersewu di harapakan
dapatmemberikan telur yang di temukan kepada pihak yang memiliki wewenang untuk
merawat telur tersebut untuk kemudian di tetaskan dan dirawat hingga siap untuk
dilepaskan kembali kepada tempatnya," Lanjutnya.