Film Dokumenter "Anak Pulau" Dirilis, Kisahkan Perjuangan Mahasiswa Menantang Maut demi Menuntut Ilmu

 

Ket. Gambar: Acara nobar dan diskusi film dokumenter "Anak Pulau"

Sumber Gambar: Dok. Pribadi

Penulis: Etik Maesawardani


AMBARARAJANEWS_Film dokumentar berjudul "Anak Pulau" resmi dirilis dalam acara nonton bareng pada Rabu (24/03/2021).

Film yang mengisahkan perjalanan panjang dan penuh resiko yang dilalui oleh sejumlah remaja asal Madura untuk menuntut ilmu di Bali ini disutradai langsung oleh Jaswanto.

Sebelum penayangan, film diawali dengan pemberian gambaran umum mengenai film tersebut oleh Khairul M. selaku produser. Selain nonton bersama, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh Jaswanto.

Penayangan film "Anak Pulau" mendapat sambutan hangat dari pemuda Buleleng. Hal ini terlihat dari antusias penonton yang menghadiri acara nobar yang digelar di Jl. Jalak Putih No. 1, Singaraja, Bali.

Sejumlah organisasi kepemudaan dan komunitas-komunitas turut hadir, seperti HMI Cabang Singaraja, IMM Buleleng, Ikatan Mahasiswa Madura, Omah Aksara dan banyak lagi komunitas maupun organisasi yang barasal dari Bali.

Pemaparan materi pertama disampaikan oleh Moh. Febriyandy selaku pemuda yang berasal dari Pulau Kangean dan salah satu narasumber yang terlibat dalam film tersebut. 

Dalam penyampaiannya, Moh. Febriandy memaparkan mengenai pengalamannya selama perjalanan di perahu kecil yang ia tumpangi untuk sampai ke Bali.

Ainur Azhar selaku pembicara kedua memaparkan bagaimana kondisi Kepulauan, mulai dari keterbatasan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, listrik hingga jaringan di pulaunya, yaitu Pulau Sepanjang, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

"Di era new normal, pendidikan dialihkan ke ruang daring. Dengan adanya kebijakan daring dalam kegiatan belajar mengajar sudah pasti sangat menyulitkan para siswa maupun mahasiswa di Kepulauan dalam mengikuti KBM. Sehingga, beberapa kawan seperjuangan harus berhenti sekolah maupun kuliah karena keterbatasan jaringan di daerahnya." Kata mahasiswa asal Madura itu.

"Tidak berhenti di masalah jaringan, fasilitas kesehatan juga perlu untuk diperhatikan. Beberapa tahun terakhir, tingkat kematian terus meningkat di Kepulauan, karena keterlambatannya penanganan. Sebagimana insiden beberapa bulan lalu, seorang ibu hamil yang berasal dari Pulau Sepanjang harus meregang nyawa setelah dirujuk ke RS. Parama Sidhi Singaraja, Bali karena harus menempuh perjalanan 10 jam perjalanan laut dengan menaiki perahu kecil untuk sampai ke Bali, sungguh hal seperti ini sangat mengiris hati karena bukan kasus pertama yang serupa dan seakan dibiarkan." Lanjutnya.

Anni Mujahidah yang juga terlibat dalam pembuatan film itu menaruh harapan agar mereka diperhatikan, karena bagaimanapun mereka adalah bagian dari Ibu Pertiwi yang ikut berjuang bertaruh nyawa demi pendidikan.

Sutradara film dokumenter ini, Jaswanto mengaku merasa sangat miris dengan nasip yang dialami oleh anak-anak pulau itu dan berharap film ini mampu memberi semangat kepada mereka anak Pulau Madura untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

"Saya orang yang sangat perasa, beda dengan Ainur dan Febry, kisah miris seperti ini saja biasa bagi mereka. Tapi Tuhan memang Maha Adil, menciptakan orang-orang Kepulauan dengan jiwa yang kuat dan tingkat humoris yang tinggi, sehingga Kepulauan itu tidak terasa hampa. karena isinya ya seperti mereka ini, semoga dengan pembuatan film dokumenter ini, bisa membangkitkan semangat teman-teman untuk memperjuangkan Kepulauan kalian dengan bekal pendidikan yang kalian miliki" tutur, Jaswanto.

"Bagi teman-teman yang lain bantu share film ini, jika tidak bisa membantu secara material, setidaknya kita bantu sebar pamflet atau filmnya" Tutup Jaswanto.

Kini film dokumenter tentang perjuangan anak pulau yang menatang maut dengan mengarungi lautan dengan kapal kecil selama 10 jam itu, dapat juga disaksikan melalui Channel Youtube Jugul Nlc yang dipublikasikan pada Sabtu, 27 Maret 2021 kemarin.


Link film dokumenter "Anak Pulau" 

 https://youtu.be/z5t3qYmAgu8