AMBARARAJA NEWS.COM- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) telah sukses melangsungkan kegiatan pengabdian masyarakat (P2M). Berkaitan dengan pengembangan Desa Wanagiri, sebagai sentra Kopi Luwak berbasis prinsip kesejahteraan hewan "animal welfare" dalam menunjang pariwisata berlandaskan "Tri Hita Karana" Bali, dengan tajuk “Pelatihan Pengolahan Dan Penyajian Kopi Luwak Kepada Wisatawan”. Bertempat di Desa Wanagiri, Sukasada, Buleleng (Rabu, 9/8/20).
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) Undiksha ini, berlangsung selama 1 pekan yang dimulai dari tanggal 3-10 September 2020. Dihadiri secara langsung oleh Bapak Made Suparanton, S.S selaku Kepala Desa Wanagiri, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Anggota (Bumdes) Eka Griya Karya Utama, serta Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Dengan tetap memperhatikan ketentuan protokol kesehatan, melalui pembatasan peserta delegasi masyarakat binaan tidak lebih dari 20 Orang, dan menggunakan hand sanitizer, cuci tangan, serta masker sebagaimana ketentuan di masa adaptasi New Normal.
Adapun narasumber yang dihadirkan yakni I Wayan Tunas Wijaya, yang merupakan Pengusaha Muda, pemilik Agrowisata ”Belantih Coffe Farm” sekaligus pemilik kedai kopi “The Framer Brews” yang berasal dari Desa Belantih, Kintamani, Bangli.
I Wayan Pardi, S.Pd.,M.Pd. selaku Ketua Pantia Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) sekaligus Dosen Pendidikan Sejarah, Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Ganesha. Menyampaikan bahwa Kegiatan Pengabdian Masyarakat (P2M) yang diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Ganesha yang bermitra dengan Desa Wanagiri ini, ditujukan untuk dapat mengembangkan Desa Wanigiri sebagai sentra kopi luwak berbasis prinsip kesejahteraan hewan “animal welfare” untuk dapat menunjang pariwisata dengan berlandaskan konsep “Tri Hita Karana” Bali, Ujarnya.
“Dikarenakan selama ini, kami dari Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) Undiksha melihat bahwa Desa Wanagiri memiliki keunggulan Sumber Daya Alam yang indah di mana banyak di manfaatkan untuk kunjungan para wisatawan baik lokal, maupun mancanegara. Sebagai kunjungan Destinasi Wisata (DTW) yang terkenal dengan spot foto keindahan alamnya. Selain itu, tidak bisa dipungkiri ternyata, Desa Wanagiri ini, juga menyimpan banyak kekayaan hasil alam yang melimpah berkaitan dengan komoditas kopinya, terlebih desa ini memiliki banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berprofesi sebagai petani Kopi. “
“Untuk itu, dalam rangka mendukung pengembangan pelatihan pengolahan dan penyajian kopi luwak kepada wisatawan di Desa Wanagiri, maka kami dari Tim Pengabdian Masyarakat (P2M) juga menyumbangkan 2 ekor Luwak dalam menunjang produktivitas pengembangan jenis kopi luwak khas Desa Wanagiri.”
“Sehingga dengan inisiatif pelatihan pengolahan dan Penyajian kopi luwak kepada wisatawan yang dilakukan oleh para Tim Pengabdian Masyarakat (P2M) ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas kopi yang ada di Desa Wangiri menjadi lebih baik, dari segi proses pengoalahanya, penyajian bahkan pemasaran produk kopi khas Desa wanagiri.”
“Tentunya, apabila potensi wisata alam beserta keunggulan komoditas kopinya Desa Wanagiri, jika bisa diimbangi dengan fasilitas pengembangan jamuan kopi dalam menguatkan potensi wisata alam, pasti kedepanya dapat menjadi destinasi wisata (DTW) di Buleleng yang sangat unggul berkemajuan serta berdaya saing baik lokal maupun mancanegara yang semakin menarik minat para wisawatan dengan sendirinya untuk wajib berkunjung ke Desa Wanagiri.”
“Dengan demikian, kedepanya masyarakat khususnya para petani kopi di Desa Wanagiri, tidak lagi hanya menjadi penonton, akan tetapi dapat memacu diri untuk dapat membaca peluang dan memaksimalkan branding produk kopi berkualitas serta professional, yang dapat meningkatkan kesejahteraanya dikemudian hari tentunya," Tegasnya.
Sejalan dengan pernyataan di atas, I Made Pageh, M.,Hum. selaku Anggota Tim Pengabdian Masyarakat (P2M), yang diketahui juga menjabat sebagai Wakil Dekan II Fakultas Hukum Dan Ilmu Sosial (FHIS) Universitas Pendidikan Ganesha, menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagaimana langkah kongkrit dari “Tri Dharma” Perguruan Tinggi, Universitas Pendidikan Ganesha dalam menjawab tantangan pengabdian di masyarakat, melalui pengimplementasian nyata ideologi universal “Tri Hita Karana” Bali, yang berkaitan dengan 3 konsep keseimbangan dalam kehidupan antara “Prahyangan” yang merupakan hubungan religius manusia dengan Tuhan, “Pawongan” hubungan manusia dengan manusia, “Palemahan” hubungan manusia dengan alam semesta.”
“Tentu, konsep tersebut sangat sejalan dengan pengabdian yang dilakukan oleh Tim (P2M) Undiksha, dalam mengembangkan serta memajukan sektor pariwisata yang ada di Desa Wanagiri, yang notabenya merupakan Desa Wisata, yang selama ini memanfaatkan wisata alam “Danu Kerti” seperti, Danau Bulyan, dan Tamblingan, serta 3 air terjun penunjang, yakni Banyu Male, Puncak Manik, Banyu Wane Amerta, yang berhubungan dengan “Nyegara Gunung” atau hubungan dari hulu ke hilir, yang sangat terjamin mutunya “sobyah” dalam menggugah setiap wisatawan yang datang berkunjung untuk berfoto," Ujarnya.
“Tidak hanya untuk memanfaatkan semata sektor pengembangan potensi wisata Desa Wanagiri. Akan tetapi, bagaimana melalui pengabdian dari Tim (P2M) Undiksha, kami berharap dapat bersinergi dengan mitra kami Desa Wanagiri, untuk tetap menjaga keberlangsungan wisata alam Desa Wanagiri, dari sebuah kerusakan alam sebagaimana konsepsi “Tri Hita Karana” Bali itu sendiri, dengan tetap mengembangkan potensi wisata alam dengan prinsip ramah lingkungan “Ajeg Bali” yang tentu dapat membawa kita kepada keseimbangan “manusia kerthi” kedamaian manusia lahir batin.”
“Sehingga untuk memfasilitasi keunggulan destinasi wisata (DTW) spot foto alam Desa Wanagiri, untuk dapat memberikan kenyamanan kepada setiap para wisatawan baik lokal, maupun mancanegara yang berkunjung di Desa Wangiri. Maka kita perlu berinovasi, salah satunya mengembangkan produktivitas kopi khas Desa Wanagiri, seperti jenis Arabica maupun robusta, bahkan kopi luwak baik berupa bijian maupun kopi bubuk dalam memfasilitasi para wisatawan yang datang untuk berkunjung tentunya yang tidak hanya sekedar menjadi penikmat, bahkan bisa ikut meracik pengolahan dan penyajian kopi secara langsung.”
“Tentu melalui kegiatan pelatihan pengolahan dan penyajian kopi luwak kepada wisatawan yang diusung oleh Tim Pengabdian Masyarakat (P2M) Undiksha, harapanya masayarakat tidak hanya sekedar mengolah kopi akan tetapi memiliki ketrampilan khusus dalam menghasilkan serta memasarkan kopi khas Desa Wanagiri ini hingga mancanegara.”
“Selain itu, kami juga berharap kepada generasi muda millineal di Desa Wangiri, dapat bangga menjadi petani kopi sekaligus bangga memiliki produk kopi sendiri, sehingga dapat membuka peluang usaha baru di kemudian hari melalui pemanfaatan komoditas kopi di Desa Wangiri tentunya,"Tegasnya.