Tuhan, Siapakah Engkau?

Sumber Gambar : Republika.co.id
Penulis: Wa Dayat

Begitu banyak hari yang telah kulewati sebelumnya. Kadang banyak warna, namun tak jarang kelam seperti malam tak berbintang. Aku tahu, semua langkah kaki yang dilewati manusia adalah sebuah pelajaran. Semakin banyak kita melangkah maka semakin banyak kita belajar. Aku pernah berfikir liberal. Dalam benakku saat itu, aku fikir semua tindakan kita terjadi atas perilaku kita. Tuhan tidak ikut campur. Macam sekte salah satu ajaran islam saja, Jabariyah. Aku juga sempat berfikir agamaku sekarang bukan lah agama yang sejati. Karena aku fikir aku tak mengenal agamaku sendiri. 

Agama ini aku dapatkan dari kedua orang tuaku, mereka islam. Dan aku islam karena mereka. Aku tidak menemukan agamaku sendiri. Jikalau dalam ajaran islam “seburuk-buruknya iman seseorang, selama dia islam maka dia akan masuk syurga meski harus mampir dulu ke neraka”. Lalu, bagaimana dengan kawan-kawanku yang lintas agama? Mereka tak jarang melakukan hal baik kepada sesama. Mereka taat beribadah kepada Tuhan mereka. Sungguh tidak adil jika Tuhan menghakiminya dan membandingkan dengan orang jahat hanya karena identitas agama.

Jika takdir sudah diatur oleh tuhan, lalu mengapa kita berusaha untuk masuk surga-Nya? Kita sudah susah payah mengupayakan agar masuk surga-Nya, tetapi apalah daya jika ia menggoreskan takdir kita harus masuk neraka? Sebagai contoh, ketika seseorang lahir ke dunia dari rahim seorang ibu yang bergama x misalnya. Lalu ia dibesarkan oleh kedua orang tua yang taat pada agama x sehingga membuat ia taat dengan agama yang dianut kedua orang tuanya. Ia taat melakukan kebaktian terhadap Tuhan dan kebajikan kepada sesama. Tanpa ia tahu agama mana yang sebenarnya paling benar. Ia yakin bahwa agamanya paling benar karena kedua orang tuanya, bukan  atas penemuan di hidupnya sendiri. 

Eh tiba-tiba ternyata Tuhan memutuskan bahwa agama y yang ternyata paling benar. Masuk nerakalah dia karena tidak menyembah sesuai ajaran yang tuhan. Menurutku sungguh tidak adil jika Tuhan berbuat seperti itu. Bukan kah Tuhan yang menakdirkan dia lahir dari rahim sesorang beragama x dan taat beragama x? Kenapa sedari awal tidak Tuhan takdirkan dia beragam y padahal Tuhan punya kuasa? Lalu menurutku sesorang tersebut mendapat diskriminasi dari Tuhan karena dikadirkan lahir di lingkungan agama yang berbeda dengan kehendak Tuhan. Padahal semasa hidupnya ia senantiasa dengan maksimal melakukan kebaktian pada Tuhan dan kebajikan pada sesama manusia agar dirinya masuk surga-Nya Tuhan. Seseorang tersebut masuk neraka atas apa yang tidak ia lakukan. Ia dicurangi Tuhan.

Setelah itu, ada celetukan sahabatku memberikan pernyataan bahwa “ semua agama sama, menyembah Tuhan yang 1 namun dengan cara yang berbeda”. Wah ini semakin membuat fikiranku liar tentang eksistensi Tuhan yang sebenarnya. Coba kita mulai urutkan dalam memikirkannya. Jika Tuhan hanya satu, lalu kenapa ia menciptakan berbagai macam aturan untuk menyembahnya. Dan aneh nya dia menciptakan aturan yang konyol karena tumpang tindih satu sama lain. Sebagai contoh, dalam agama x Sapi merupakan hewan yang suci karena merupakan kendaraan Tuhan, dan wajib mengagungkannya dan menyembahnya dan dilarang keras memakan dagingnya. 

Namun disisi lain ada agama y yang malah menganjurkan untuk mengurbankannya dan boleh memakan dagingnya. Contoh lain adalah ketika agama x melarang untuk memakan daging babi dan ternyata disisi lain agama y memperbolehkan memakan daging babi. Sungguh konyol saya kira jika Tuhan yang satu itu membuat peraturan macam ini. Tidakkah saling berketimpangan satu sama lain?

Menurutku hanya ada satu tuhan dan satu cara menyembah-Nya yang benar. Hanya saja kita semua tidak tahu mana cara yang benar tersebut. Oleh karena itu, kita wajib saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Dari sinilah sikap toleransi akan terbangun satu sama lain. Dan apabila kondisi ini terus terjaga, maka peradaban yang harmonis akan terjadi dan tidak akan ada lagi kekacauan akibat permusuhan dan perpecahan di dunia atas dasar alasan agama. Bukankah agama diciptakan oleh Tuhan untuk membuat manusia tidak tersesat dan kacau? A dan Gama. A artinya tidak dan Gama berarti kacau. 

Oh Tuhan, eksistensimu sungguh sangat aku bingungkan. Yang manakah sebenarnya engkau? Bagaimana seharusnya aku menyembah kau? Yang mana yang benar? Apakah engkau memang benar benar ada atau malah sebenarnya tidak ada sama sekali? Aku ingin menemukan Tuhanku sendiri. Aku tak mau mengikuti apa yang akut tidak mengerti hanya karena atas dasar hereditas. Aku ingin seperti Ibrahim yang mencari dan menemukan eksistensimu sendiri, melalui pengalamannya dan penelitian-penelitiannya. Aku ingin seperti Mahatma Gandhi menebar kedamaian hingga seluruh negeri karena telah menemukan engkau. Aku ingin menjadi hambamu yang engkau ridoi karena sejatinya aku tak sanggup memasuki neraka-Mu.


Sekilas Tentang Penulis : Wa Dayat adalah seorang penulis pemula yang berasal dari Serang Banten. Laki-laki kelahiran 15 April 2000 ini merupakan seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Informatika di salah satu kampus di Bali Utara.