Hari Pemuda Boleh Kapan Saja : Pahlawan Boleh Siapa Saja

Sumber Gambar : Illustrasi Pahlawan RI. document Agung. 2019.

Perlunya memaknai Sejarah
Mengenang gaung, rentetan peristiwa bersejarah pada Tanggal 10 November atau yang kita kenal dengan Hari Pahlawan Nasional, ditetapkan sebagai hari peringatan terhadap jasa para pahlawan yang telah mendigdayakan Bangsa Indonesia, yang merupakan momentum bersejarah bagi Bangsa Indonesia.

"Hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya lah yang dapat menjadi bangsa yang besar", begitu kira-kira kutipan pidato founding father I.r Soekarno, sang Proklamator indonesia pada peringatan hari pahlawan tahun 1961. Sebuah kutipan yang memiliki magis tersendiri, yang mendarah daging, dalam jiwa dan sanubari rakyat indonesia."

Ya, dewasa ini mungkin magisnya sebatas serentak ziarah ke makam pahlawan, tabur bunga, upacara bendera, pawai sampai dengan cosplay ala tokoh pahlawan. Semua serangkaian kegiatan tidaklah salah. Justru sah-sah saja, begitu kiranya.

Banyak sekali cara-cara yang dilakukan sebagai bentuk penghargaan pada para pahlawan. Akan tetapi, jangan sampai lupa esensi penting dari nilai-nilai juang para pahlawan dalam meneruskan cita-citanya yang luhur dan mulia. 

Melalui hal-hal kecil akan tetapi bermakna sebagai pengamalan, pengimelmentasian, mendayagukan, dan mengatasi berbagai pelik permasalahan Bangsa, melalui diksusi yang ringan dan berkelanjutan, sebagai wujud nyata merawat ingat (refleksi peranan Pemuda) sebagai Generasi harapan bangsa, maupun sebagai Pembaharu yang dapat mengemban amanah dalam upaya mencerdaskan kehidupan Bangsa."

Jangan sampai kita lupa, bahwa Indonesia sekarang sedang tidak baik-baik saja. Pertama, pada Bulan Agustus Tahun 2019, jumlah Pengangguran mulai naik sebesar 50 ribu orang. Kedua, kita lupa masalah kesenjangan sosial nomor 4 tertinggi di dunia, bahkan 1 persen warga indonesia menguasai 50 persen aset nasional (TNP2K). Ketiga, kita lupa dengan konflik papua, agraria, dan konflik-konflik lain. 

Wahai saudara Pemuda, se-nusa dan se-bangsa. Ayo bangunlah dari tidur panjangmu. Mari kita rapatkan bariskan, melangkah bersama agendakan nasib bangsa ini lebih baik, mari entaskan masalah menggerogoti bangsa ini. Dan jadilah pahlawan selanjutnya, karena Pahlawan Boleh Siapa Saja".
***
Menengok kilas balik pada 74 tahun silam, bertepatan Pada Tanggal 10 november 1945. Di Kota Surabaya, pertempuran tidak seimbang menelan sebanyak 6.000-16.000 pejuang Indonesia gugur dan lebih dari 20.000 terluka. 

Pecahnya pertempuran tersebut disebabkan oleh tiga point. Adapun point, yakni Pertama, Keinginan Belanda menjajah Indonesia. Belanda dengan "Netherlands Indies Civil Administration" (NICA) memboncengi Inggris dengan nama sekutu "Allied Forces Netherland East Indies" (AFNEI). Kedua, tewasnya seorang Jendral pemenang perang Dunia II tewas di negara dunia ketiga yang notabene baru saja memproklamasikan kemerdekaan. Brigadir Jenderal AWS Mallaby, memicu baku tembak di jembatan merah surabaya. 

Kemudian, Ketiga, Ultimatum Inggris, jika tidak menyerah akan meluluhlantahkan surabaya dengan serangan udara, darat dan laut. Hal tersebut tak membuat gentar, justru bangsa Indonesia naik pitam. 

Perang yang semula regional menjadi perang nasional membela bangsa dan negara dan tidak terlepas dengan adanya resolusi jihad dari K.H Hasyim Ashari sehingga para santri ikut angkat senjata melawan inggris.

Semangat kepahlawanan yang ditunjukan para pejuang pertempuran, hendaknya dapat kita hayati dan menjadi inspirasi serta sumber motivasi dalam mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia. 

Selain itu, Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2019 yang mengangkat tema “Aku Pahlawan Masa Kini”, diharapkan setiap insan masyarakat Indonesia memiliki semangat kepahlawanan dan tergerak hatinya untuk berjuang membangun negeri sesuai kemampuan dan profesi masing-masing. 

Kiranya juga dapat menjadi momentum untuk terus melestarikan dan mendayagunakan sikap dan perilaku para Pahlawan Kusuma Bangsa. Selamat Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 - 10 November 2019."

 

Tentang Penulis : Agung Ardiansyah, Mahasiswa Jurusan Akuntansi (S1), Universitas Pendidikan Ganesha, Hobi Traveling dan menulis tentang Alam.