Sumber Gambar : Illustrasi Surat Untuk Indonesia. Syaiful 2019.doc
Dear : Indonesia
Hai Indonesia? Yang dulu dikenal dengan Nusantara. Negara kepulauan dengan keindahan tiada tara. Apa kabar setelah 74 tahun merdeka? Sudah banyak perubahankah?, atau masih tetap dengan permasalahan-permasalahan klasik?.
Oh ya Indonesia, ku dengar kau sekarang mulai tumbuh menjadi salah satu negara demokrasi terbesar di dunia ? Apa rahasianya? Bolehlah kau bocorkan sedikit tentang rahasiamu, hihi.
Oh ya Indonesia, ku dengar kau sekarang mulai tumbuh menjadi salah satu negara demokrasi terbesar di dunia ? Apa rahasianya? Bolehlah kau bocorkan sedikit tentang rahasiamu, hihi.
Indonesia aku sangat rindu masa-masa indah kita yang dulu. Masa yang penuh dengan toleransi dan pluralisme. Sepertinya, itu semua telah lenyap. Entah tertutup debu atau lekang oleh waktu. Dan, masih ku ingat ketika kita Bersama-sama mengedepankan toleransi di samping keberagaman, namun pada akhirnya itu hanyalah sejarah yang terkikis zaman.
Kondisi saat ini, ternyata peran Millennial pun seolah enggan mau tahu sejarah, mereka juga seolah apatis terhadap budaya bangsanya sendiri. Kebanyakan dari mereka lebih menyukai sejarah dan budaya bangsa lain.
Padahal, budaya bangsa kita penuh keindahan dan nilai luhur. Sejarah perjuanganpun tak kalah heroiknya dengan cerita Avengers. Mengapa bias seperti itu? Ku rasa kau lebih paham.
Aku pernah mendengar juga beberapa bulan yang kemarin ada pesta demokrasi? Dan, mulai aku perhatikan dari jauh berdasarkan sudut pandangku, masyarakat sepertinya mulai jengah dengan pesta demokrasi di negerimu. Yah, aku tidak tahu lebih jauh, itu hanya sudut pandangku, hihi.
Belakangan ini aku juga berfikir bahwa pemilu hanyalah formalitas untuk menjalankan roda pemerintahan saja, tanpa pemilu pun masyarakat akan tetap makan dan minum dari hasil jerih payahnya. Makan dan minum dari hasil “Tanah Air Beta” (katanya). Tetapi, pada kenyataannya tanah harus beli, air harus beli, hihi. Guyonan dari sahabat lamamu memang tak pernah berubah Indonesia.
Negara demokrasi terbesar, katanya ??? akan tetapi mengapa pengambilan keputusan hanya sepihak saja? Apa benar itu Indonesia??? Aku tidak mau mendengar dari orang lain, aku mau menddengar darimu Indonesia, hihi. Ayolah kita diskusi lagi seperti dulu, di tempat ternyaman di bumi pertiwi ini, mungkin saja aku dapat membantumu.
Kau tau???, bagiku sejengkal tanah di negerimu adalah surga,dan orang lain ingin itu, sadar!. Ibu pertiwi juga sedang bersedih, melihat anak dan cucunya berbondong-bondong merusak tanah surga ini.
Tak sadarkah kau, keserakahan hanya akan menyebabkan kerusakan. Ku harap kau lekas sembuh agar tidak terus menerus tanahmu tergerus.
Tak sadarkah kau, keserakahan hanya akan menyebabkan kerusakan. Ku harap kau lekas sembuh agar tidak terus menerus tanahmu tergerus.
Tentang Penulis : Mohammad Mimbri Syaifullah, akrab disapa Kak Bii, lahir di Bondowoso 19 tahun yang lalu. Kini sedang menempuh jenjang pendidikan S1 Jurusan Akuakultur, Universitas Pendidikan Ganesha-Singaraja-Bali. Memiliki hobi bermain gitar, menulis, dan bermain futsal. Aktif menulis sejak tahun 2017 sampai sekarang.