Sajak Penantianku : Karya Zulfaizah


Sumber Gambar : Illustrasi Ire rosana Ullail.com


#1 : Mata Indahmu
Kamu seperti senja, yang datang membawa keindahan, Lalu pergi meninggalkan kerinduan.
Aku lupa,  entah sejak kapan aku mulai menyukaimu, Tapi yang aku tahu 
Aku tak pernah bosan 
Untuk memandang mata indahmu.
#2 : Dalam Do'aku
Tetaplah seperti senja 
Yang terlihat indah ketika datang 
Dan tetaplah seperti air laut 
Yang tenang ketika dipandang.
Maaf, aku telah diam-diam
Menyebut namamu dalam doaku.
Entah sejak kapan mendoakanmu!
Yang aku tahu, itu semua membahagiakanku. 
#3 : Hanya Sebuah Harapan
Ku ingin segera menghentikan kerinduan
Karena aku tahu, memilikimu hanya sebuah harapan.
Namun bagaimana mungkin bisa kuhentikan
Sedang senyummu terlalu indah
Untuk hilang dari ingatan.
#4 : Kenyamanan Rindu
Aku tahu, bahwa Rindu 
Dan Jatuh dalam kenyamananmu
Hanya akan menyisakan rindu
Yang tak kunjung bertemu
Dan akupun tahu menyukaimu
Tak hanya butuh hati yang sabar
Tapi juga butuh hati yang tegar.
Karena yang menyukaimu bukan hanya aku
Dan yang mendoakanmu pula bukan hanya aku.
#5 : Merelakan-nya
Kamu terlalu indah 
Hingga pada ahirnya hanya sekedar singgah
Lalu berpindah. 
Terkadang kita harus berusaha merelakan.
Hanya karena sebuah perasaan.
#6 Pertemuan dan Penantian
Jika pertemuan bukan untuk tuhan satukan, semoga tuhan menjaga hati kita agar tak menaruh harapan. Namun jika pertemuan untuk tuhan satukan, semoga tuhan sabarkan kita dalam penantian.
#7 : Keraguanku 
Sebuah keraguan yang tak berkesudahan
Menyelipkan sebuah nama disetiap doa yg masih sama.
Di dalam gundahku.
Ku ingin doaku tersampaikan, tapi aku takut inginku tak sesuai dengan pilihan tuhan.
Lalu apa yang bisa kulakukan? 
Selain meminta Tuhan, memberikan yang terbaik sesuai apa yang dikehendakkan.
#8 : Kiblat Yang Sama
Tak apa jika sekarang kita tak saling bertatap mata.
Bahkan kita tak saling mengetahui pilihan tuhan siapa.
Tapi ku yakin kita menghadap kiblat yang sama;
Saling memperbaiki diri dijalan-Nya yang esa.
#9 : Ketidaksiapan
Jangan terlalu yakin bahwa aku adalah jawaban dari setiap doamu. 
Karena untuk kau diskusikan, namaku dengan tuhan saja aku belum siap.
#10 : Berteman Dengan Malam
Aku ingin berteman dengan malam 
Meski senja mulai tenggelam
sebab dalam malam ada bintang
Yang tak mau terpejam
ketika yang  lain mulai bersemayam
Aku tak ingin berteman dengan rasa percaya.
karena sudah kuduga. 
Yang setia menunggu hanya ada dalam cerita.






Tentang Penulis : Zulffaizah. Ia merupakan seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha. Ia, berasal dari Pulau Sebrang Bali (Pulau Lombok). Ia, merupakan Aktivis HMI Cabang Singaraja, yang gemar dengan kajian keperempuanan.