(Sumber: Doc. HMI Cabang Singaraja 2019)
Ambararaja News- Maraknya berita yang beredar di media sosial atas terjadinya Insiden kericuhan yang menyandung para mahasiswa Papua (AMP) di Asrama Kalasan, Surabaya Pada hari (Sabtu, 17/8/19).
Sungguh mencengangkan, dan menjadi prokontra dari berbagai pihak, terutama para netizen dunia maya baik di facebook, Instagram, youtube, maupun berita media online. Apalagi insiden tersebut terjadi bertepatan dengan suasana Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke -74.
Sehingga, jika dibiarkan dapat menyulut amarah dari berbagai para pihak pengguna media sosial, yang tidak memahami kronologi kasus sebenarnya. Parahnya lagi, akan menjadi isu hoax yang berkembang. Sehingga dapat memicu keretakan persatuan dalam Bingkai NKRI.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Singaraja, melalui Ketua Umum, Achmad Chalim, angkat bicara dalam menanggapi atas terjadinya Insiden di Kota Surabaya, Semarang, dan Malang, yang menyandung para mahasiswa Papua.
Achmad Chalim, menyampaikan bahwa "kita semua keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Singaraja, jangan mudah menyimpulkan, dan berperilaku rasis terhadap mahasiswa Papua. Apalagi sampai ikut terhasut dan ikut-ikutan memusuhi, saudara-saudari kita yang berasal dari tanah miniatur Indonesia (Papua)".
Justru kita harus merangkul mereka, karena mereka adalah bagian dari kita "Bangsa Indonesia" (Ujar, Chalim) dalam wawancara online kepada wartawan, LAPMI Singaraja, pada hari (Senin, 19/8/19).
Lanjut, Ia juga menyampaikan bahwa "kita semua, perlu hati-hati dengan isu semacam insiden yang terjadi kepada para mahasiswa Papua. Karena, jangan-jangan itu semua merupakan rangkaian isu yang digodok dengan sengaja, oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan kepentingan untuk memecah belah (NKRI) apalagi sekarang momentum peringatan Kemerdekan RI ke - 74 ".
Merespon Insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Semarang dan Malang. Lukas Enembe, SIP, MH, selaku Gubernur Papua, melalui surat pernyataan Pers, di Jaya Pura (Senin 18/8/19).
Keperhatinanya begitu sangat besar, saat adanya insiden yang melibatkan para mahasiswa Papua. Ia, menyatakan melalu point penting :
1.Pemerintah Provinsi Papua, sangat prihatin dengan Insiden yang terjadi di kota Surabaya, Semarang, dan Malang. Sampai pada penangkapan mahasiswa di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Kota Surabaya oleh aparat. Ia berharap pemerintah tidak membiarkan tindakan persekusi/ main hakim sendiri oleh kelompok/individu yang dapat melukai hati masyarakat Papua. Serta berharap kepada aparat agar menghindari tindakan represif yang menimbulkan korban jiwa, kegaduhan, politik dan rasa nasionalisme sesama anak bangsa.
2.Provinsi Papua, merupakan provinsi wilayah NKRI yang dikenal sebagai miniatur Indonesia sesungguhnya yang berbhineka tunggal ika. Memiliki penduduk yang beragam, multi agama, multi etnis, multi budaya yang dapat hidup berdampingan. Masyarakat asli Papua juga menyambut baik, dan memperlakukan penduduk non-papua secara terhormat dan sejajar. Sehingga pemerintah Papua, juga berharap masyarakat Papua di berbagai wilayah Provinsi Indonesia, juga diperlakukan sama. Sebagai komitmen kita semua anak bangsa dalam mewujudkan Indonesia yang damai, berdaulat secara politik, mandiri ekonomi, dan beretika secara budaya.
3.Pemerintah Provinsi Papua, menyampaikan kepada seluruh masyarakat Papua yang berads di Provinsi Papua, maupun seluruh Wilayah Indoensia, untuk merespon insiden Surabaya, Semarang dan Malang. Secara wajar tanpa adanya tidakan yang bertentangan dengan norma adat budaya maupun Per-UU yang berlaku.
4. Kepada masyarakat non-papua di seluruh wilayah Indonesia, kami berharap agar tetap menjaga harmoni kehidupan dan tidak melakukan hal atau tindakan yang inskonstitusional, seperti persekusi, main hakim sendiri, memaksakan kehendak, bertindak rasis dan diskriminatif dan intoleran yang dapat melukai hati masyarakat papua serta menganggu keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita sudah 74 Tahun merdeka, seharusnya tindakan di atas tidak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama.
5. Selaku Gubernur Papua, saya mengajak para Gubernur, Bupati, dan Walikota di seluruh wilayah Indonesia. Untuk ikut melakukan pembinaan terhadap pelajar atau mahasiswa papua di wilayah masing-masing. Sebagai upaya kita bersama untuk mencegah adanya insiden serupa di masa yang akan datang. Sekaligus dalam rangka merajut nasionalisme, persatuan, dan kebersamaan sebagai sesama anak bangsa.
Untuk menjawab pernyataan Gubernur Papua, Bapak Lukas Enembe, SIP, MH melalui surat pernyataan Pers-nya. Maka, kedepanya, saya bersama keluarga besar (HMI) Cabang Singaraja. Akan membuat semacam (Komunitas Persatuan Mahasiswa Indonesia) di Kota Singaraja, Buleleng (Ujar, Chalim).
"Sebagai langkah nyata (HMI) Cabang Singaraja, dalam mendukung dan menjaga kerukunan antar pemuda-pemudi generasi bangsa Indonesia. Sehingga kedepanya kita mahasiswa dari sabang sampai merauke, bisa terwadahi untuk membina persatuan dalam bingkai NKRI" (tegas, Chalim).