Gambar : Perhimpunan Indonesia Tiongha Provinsi Bali, dan Inti Klub Bali Sehat (IKBS) bersama seluruh elemen masyarakat Buleleng. Dalam kegiatan pelepasan Tukik, di Pantai Penimbangan Kabupaten Buleleng (Sabtu,17/8/19).
Ambararaja News-Perhimpunan Indonesia Tiongha Provinsi Bali, bersama Inti Klub Bali Sehat (IKBS). Menggelar kegiatan pelepasan (Tukik) bersama warga Buleleng, di Pantai Penimbangan, Kabupaten Buleleng pada hari (Sabtu, 17/8/19).
Kegiatan pelepasan (Tukik), dilaksanakan dalam rangka memperingati Kemerdekaan RI ke-74. Dengan mengusung tajuk tema (Bakti Bagimu Negeri 2019 : "Membangun Persatuan Dan Kesatuan Untuk Negara Republik Indonesia") yang merupakan serangkaian acara kebaktian terhadap para Pahlawan Veteran di Buleleng.
Acara berlangsung sangat meriah dengan dihadiri sebanyak 150 Orang Peserta, yang merupakan delegasi dari berbagi organisasi dan elemen masyarakat seperti, NU, IKBS, dan Ibu PKK, serta para pemuda-pemudi warga Buleleng. Sedangkan, Tukik yang dilepas di Pantai Penimbangan, yang di lepas sekitar 250 Tukik, dan dihadiri sebanyak 150 Orang Peserta.
Kegiatan sosial pelepasan (Tukik) merupakan program kerja unggulan dari Perhimpunan Indonesia Tiongha Provinsi Bali, bersama Inti Klub Bali Sehat (IKBS) yang sudah berlangsung sejak Tahun 2007. Sebagai wujud pengabdian nyata terhadap nusa dan bangsa.
Sudiarta Indra Wijaya, selaku Ketua Umum Perhimpunan Indonesia Tiongha Provinsi Bali, sekaligus sebagai Ketua Umum (Inti Klub Bali Sehat (IKBS). Menyampaikan bahwa Kegiatan pelepasan Tukik, bukanlah kegiatan pertama kali di Tahun 2019. Akan tetapi sudah semenjak Tahun 2007.
Dulu komunitas kami, pada saat Tahun 2007, juga pernah melakukan pelepasan Ikan dan penanaman 10.000 Pohon. Sebelum ada intruksi dari Pemerintah Pusat dan daerah terkait (global Warming).
Dengan melakukan kerjasama dengan pihak (Dandim) dan juga para Pemangku Desa Adat, di Provinsi Bali (Ujar, Indra Wijaya) saat ditemui, dalam wawancara di Pantai Penimbangan (Sabtu, 17/8/19).
Lanjut, Ia juga menyampaikan bahwa pada tahun ini, kami memlih kegiatan pelepasan (Tukik) untuk dapat berlangsung di Pantai Penimbangan, Kabupaten Buleleng. Karena di Pantai Penimbangan merupakan salah satu pusat penangakaran Tukik di Kabupaten Buleleng. Selain itu kami mencari lokasi di Pantai Penimbangan, karena sangat cocok dengan habitat Tukik.
Kegiatan kami, sebenarnya bertujuan mulia untuk memberikan semangat dan motivasi kepada warga Buleleng. Betapa pentingnya melestarikan alam, cinta dan kasih sayang serta kepedulian terhadap segala jenis kehidupan makhluk di dunia.
Karena di dalam kehidupan hakikatnya adalah mencintai kehidupan itu sendiri, apakah hewan, binatang maupun makhluk lainya. Alangkah bahagianya, jika seseorang bisa membebaskan makhluk seperti Tukik dan lainya, bisa kembali hidup bebas di alam semestinya.
Indra Wijaya, juga berpesan terhadap generasi muda. Agar senantiasa selalu menjaga keseimbangan lingkungan, melalui yang pertama, upaya preventif menjaga, dengan menjadi pionir dalam membuang sampah pada tempatnya, dan mengurangi penggunaan sampah plastik.
Karena sampah plastik dampaknya sangat luar biasa dalam mencemari lautan, dan juga membahayakan kehidupan satwa laut seperti Tukik dan Ikan.
Kedua, memperbaiki dan melestarikan lingkungan dengan berbagai cara seperti, melepas tukik dan ikan, sebagai wujud dan bentuk kepekaan.
Sehingga timbul rasa (empati) yang merupakan implementasi dari petuah leluhur bali (Tat Twam Asih), artinya "Aku adalah Kamu, dan Kamu adalah Aku". Karena setiap makhluk lain, juga ingin bahagia, termasuk kita sebagai manusia (Ujar, Indra Wijaya).
Disamping itu juga, Ia menekankan agar generasi muda perlu menjaga keseimbangan alam. Karena kita sebagai manusia tidak bisa terlepas dari 3 penyebab terciptanya kebahagiaan hidup (Tri Hita Karana) hubungan manusia dengan pencipta, manusia dengan manusia, dan manusia dengan Alam.
Karena, jikalau semakin banyak seseorang yang tertarik dan mau ikut melepas tukik. Berarti secara tidak langsung telah mengimplementasikan kebajikan salah satu dari 3 penyebab terciptanya kebahagiaan hidup (Tegas, Indra Wijaya).